OSILATOR HARMONIK
MAKALAH FISIKA MODERN
OSILATOR HARMONIK

DISUSUN
OLEH :
NAMA : RILA PRATIWI SASKIA WINADA
NIM : A1C315028
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN
PENDIDIKAN MATEMATIKA ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS
JAMBI
2016
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmatNYA sehingga makalah dengan judul ‘’ OSILATOR HARMONIK ‘’ ini dapat
terselesikan.
Pada makalah ini akan disajikan materi tentang penyelesaian osilator harmonik secara mekanika kuantum. Harapan saya semoga makalah ini dapat memberi info atau menambah pengetahuan bagi para pembaca,.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman, saya rasa masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu saya sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Pada makalah ini akan disajikan materi tentang penyelesaian osilator harmonik secara mekanika kuantum. Harapan saya semoga makalah ini dapat memberi info atau menambah pengetahuan bagi para pembaca,.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman, saya rasa masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu saya sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Jambi, November 2016
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR………………………………………………………….
DAFTAR
ISI…………………………………………………………………...
BAB
I :PENDAHULUAN……………………………………………………..
1.1 LATAR
BELAKANG……………………………………….……..
1.2 RUMUSAN
MASALAH…………………………………..……….
1.3 TUJUAN…………………………………………………..………..
BAB
II : PEMBAHASAN……………………………………………………...
2.1 PENYELESAIAN OSILATOR HARMONIK
SECARA
MEKANIKA KUANTUM...............................................
BAB
III : PENUTUP…………………………………………………………...
3.1 KESIMPULAN
…………………………………………………….
3.2 SARAN……………………………………………………………..
DAFTAR
PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Secara fisika, osilator
harmonis mendeskripsikan getaran-getaran kecil di sekitar sebuah posisi
kesetimbangan stabil, dan merupakan sebuah sistem yang sangat penting di dalam
mekanika klasik. Informasi ini menunjukkan bahwa osilator harmonis adalah
sebuah sistem fisika, seperti kebanyakan sistem fisika lain yang bergetar.
Benda yang bergetar, secara klasik, dapat dimodelkan sebagai osilator harmonis,
walaupun pada kenyataanya osilator harmonis itu tidak ada dalam kehidupan
sehari-hari.
Dalam mekanika kuantum, osilator harmonis sangat penting, misalnya ketika kita mempertimbangkan gerakan sebuah partikel dalam satu dimensi, yaitu getaran dari sebuah molekul diatomik yang inti atomnya bermassa m1 dan m2. Contoh lain sistem yang ditinjau melalui pendekatan osilator harmonis dalam mekanika kuantum adalah vibrasi atom-atom dalam kristal zat padat, yang kemudian akan memperkenalkan kita pada konsep tentang phonon, dan gelombang elektromagnetik yang terkuantisasi, dikenal sebagai photon. Sementara itu, ada contoh-contoh lain yang menarik dan telah dikembangkan melalui mekanika kuantum, seperti optika kuantum, komputasi kuantum, laser, NMR, dsb. Saya tertarik untuk mempelajari tentang sejarah mula-mula konsep osilator harmonis kuantum diperkenalkan, bagaimana penggunaannya, prinsip kerja, batasan-batasan, dan apa pentingnya konsep osilator harmonis. Tulisan ini fokus kepada aspek sejarah awal mula konsep osilator harmonis kuantum.
Kapan pendekatan/teknologi/proses osilator harmonis kuantum ini diperkenalkan? Jawaban atas pertanyaan sederhana ini dapat ditelusuri ke masa/saat awal lahirnya teori mekanika kuantum (konvensional, 1900). Ketika Planck menjelaskan fenomena BBR (Black Body Radiation) pada tahun 1900, osilator harmonis, yang telah dikenal sebelumnya dalam mekanika klasik, dipakainya sebagai pendekatan untuk menunjukkan bahwa energi yang dipancarkan dan diserap oleh setiap osilator tidaklah kontinyu melainkan dalam bentuk paket-paket energi yang diskrit. Kemudian konsep yang diusulkan oleh Planck membawa perubahan besar ketika Einstein menegaskan kembali sifat kuantisasi energi saat menjelaskan fenomena efek fotolistrik. Sejak saat itu, teori kuantum lahir dan photon adalah istilah yang dipakai untuk menyebut paket-paket energi diskrit tersebut. Dengan demikian, sejarah awal konsep osilator harmonis kuantum tidak dapat dipisahkan dari lahirnya mekanika kuantum.
Dalam perkembangan selanjutnya, vibrasi atomik di dalam zat padat dapat dijelaskan dengan sederhana melalui pendekatan osilator harmonis kuantum. Einstein menggunakan 3N osilator harmonis yang tidak berpasangan untuk memperkirakan kapasitas panas dari sebuah kisi kristal, dan pendekatan tersebut lebih akurat daripada pendekatan klasik. Akan tetapi, model Einstein kemudian dikoreksi oleh Debye dengan mengasumsikan bahwa semua osilator tersebut sebenarnya terkopel (berpasang-pasangan). Pendekatan Einstein cocok untuk temperatur tinggi, sedangkan pendekatan Debye cocok untuk temperatur rendah dan tinggi. Debye, pada tahun 1912, menerapkan teori kuantum pada gelombang bunyi di dalam zat padat. Tinjauan dimulai dengan sebuah gelombang bunyi klasik, di mana tekanan sebagai sebuah fungsi posisi, dan mendeskripsikan gelombang itu dengan sebuah fungsi gelombang kuantum, sebagai sebuah fungsi amplitudo, yang mana merupakan deret sebuah osilator harmonis (eksitasi-eksitasi) yang terkuantisasi dan berjarak sama satu dengan yang lain. Eksitasi-eksitasi tersebut dikenal sebagai phonon. Deret takhingga dari level-level energi diskrit yang berjarak sama mirip dengan apa yang ditemukan oleh Planck pada tahun 1900 berkaitan dengan mode/ragam medan gelombang elektromagnetik.
Dalam mekanika kuantum, osilator harmonis sangat penting, misalnya ketika kita mempertimbangkan gerakan sebuah partikel dalam satu dimensi, yaitu getaran dari sebuah molekul diatomik yang inti atomnya bermassa m1 dan m2. Contoh lain sistem yang ditinjau melalui pendekatan osilator harmonis dalam mekanika kuantum adalah vibrasi atom-atom dalam kristal zat padat, yang kemudian akan memperkenalkan kita pada konsep tentang phonon, dan gelombang elektromagnetik yang terkuantisasi, dikenal sebagai photon. Sementara itu, ada contoh-contoh lain yang menarik dan telah dikembangkan melalui mekanika kuantum, seperti optika kuantum, komputasi kuantum, laser, NMR, dsb. Saya tertarik untuk mempelajari tentang sejarah mula-mula konsep osilator harmonis kuantum diperkenalkan, bagaimana penggunaannya, prinsip kerja, batasan-batasan, dan apa pentingnya konsep osilator harmonis. Tulisan ini fokus kepada aspek sejarah awal mula konsep osilator harmonis kuantum.
Kapan pendekatan/teknologi/proses osilator harmonis kuantum ini diperkenalkan? Jawaban atas pertanyaan sederhana ini dapat ditelusuri ke masa/saat awal lahirnya teori mekanika kuantum (konvensional, 1900). Ketika Planck menjelaskan fenomena BBR (Black Body Radiation) pada tahun 1900, osilator harmonis, yang telah dikenal sebelumnya dalam mekanika klasik, dipakainya sebagai pendekatan untuk menunjukkan bahwa energi yang dipancarkan dan diserap oleh setiap osilator tidaklah kontinyu melainkan dalam bentuk paket-paket energi yang diskrit. Kemudian konsep yang diusulkan oleh Planck membawa perubahan besar ketika Einstein menegaskan kembali sifat kuantisasi energi saat menjelaskan fenomena efek fotolistrik. Sejak saat itu, teori kuantum lahir dan photon adalah istilah yang dipakai untuk menyebut paket-paket energi diskrit tersebut. Dengan demikian, sejarah awal konsep osilator harmonis kuantum tidak dapat dipisahkan dari lahirnya mekanika kuantum.
Dalam perkembangan selanjutnya, vibrasi atomik di dalam zat padat dapat dijelaskan dengan sederhana melalui pendekatan osilator harmonis kuantum. Einstein menggunakan 3N osilator harmonis yang tidak berpasangan untuk memperkirakan kapasitas panas dari sebuah kisi kristal, dan pendekatan tersebut lebih akurat daripada pendekatan klasik. Akan tetapi, model Einstein kemudian dikoreksi oleh Debye dengan mengasumsikan bahwa semua osilator tersebut sebenarnya terkopel (berpasang-pasangan). Pendekatan Einstein cocok untuk temperatur tinggi, sedangkan pendekatan Debye cocok untuk temperatur rendah dan tinggi. Debye, pada tahun 1912, menerapkan teori kuantum pada gelombang bunyi di dalam zat padat. Tinjauan dimulai dengan sebuah gelombang bunyi klasik, di mana tekanan sebagai sebuah fungsi posisi, dan mendeskripsikan gelombang itu dengan sebuah fungsi gelombang kuantum, sebagai sebuah fungsi amplitudo, yang mana merupakan deret sebuah osilator harmonis (eksitasi-eksitasi) yang terkuantisasi dan berjarak sama satu dengan yang lain. Eksitasi-eksitasi tersebut dikenal sebagai phonon. Deret takhingga dari level-level energi diskrit yang berjarak sama mirip dengan apa yang ditemukan oleh Planck pada tahun 1900 berkaitan dengan mode/ragam medan gelombang elektromagnetik.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1.
Bagaiman
penyelesaian osilator harmonik secara mekanika kuantum ?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1.
Untuk
mengetahui bagaiman
penyelesaian osilator harmonik secara mekanika
kuantum
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Penyelesaian osilator harmonik secara mekanika kuantum
Teori
atom bohr dapat menjelaskan mengenai gejala atomik meskipunmemiliki pembatasan
yang berat. Kelemahan teori atom bohr diantaranya tidak dapat menjelaskan
mengenai mengapa garis spektral tertentu memiliki intensitas yang lebih tinggi
dari yang lain (mengapa transisi tertentu antara tingkat energy berpeluang
lebih besar dari yang lain). Teori tersebut tidak dapat menerangkan hasil pengamatan
bahwa banyak garis spektral sesungguhnya terdiri dari garis garis terpisah yang
panjang gelombangnya berbeda sedikit (Beiser, 1992).
Gerak harmonik terjadi jika suatu sistem jenis
tertentu bergetar disekitar konfigurasi setimbangnya. Sistemnya bisa terdiri
dari benda yang digantung pada sebuah pegas atau terapung pada zat cair,
molekul dwi atom, sebuah atom dalam kisi kristal terdapat banyak sekali contoh
dalam dunia mikroskopik dan juga makroskopik. Persyaratan supaya gerak harmonik
terjadi adalah terdapatnya gaya pemulih yang beraksi untuk mengembalikan ke
konfigurasi setimbangnya jika sistem itu diganggu, kelembaman massa yang
bersangkutan mengakibatkan bendamelampaui kedudukan setimbangnya, sehingga
sistem itu berosilasi terus menerus jika tidak terdapat proses disipatif
(Beiser, 1992).
Pada mekanika klasik, salah satu bentuk osilator harmonik
adalah sistem pegas
massa, yaitu suatu
beban bermassa m yang terikat pada salah satu ujung pegas dengan konstanta pegas k.
Persamaan gerak beban adalah
ƩF = ma (1)
F = -kx a= 

I kx = m 


Dengan ω =
adalah frekuensi anguler osilasi

Persamaan (2) adalah
persamaan differensial orde 2 dengan akar-akar bilangan kompleks yang
berlainan, solusinya adalah:
X(t) = A sin ωt , X(t)
= B cos ωt (3)
Dan
energi potensial sistem adalah:
V(x)
= 

k
=
m

V(x)
=
(4)

Lalu
bagimana tinjuan osilator harmonik dalam mekanika kuantum ? dalam mekaninka
kuantum, fungsi gelombang dari osilator harmonik diperoleh dengan memecahkan
persamaan schrodinger dengan potensial V(x) berbentuk:
V(x)
= 

Oleh
karena V(x) tidak bergantung waktu, maka kita dapat menggunakan persamaan
schrodinger tak bergantung waktu bentuk satu dimensi yaitu :



-
+
=
Eѱ(x) (5)



Karena
i2 = -1
Maka
persamaan diatas dapat diubah menjadi:















Persamaan differensial schrödinger dapat diselesaikan
dengan pendekatan yang berbeda. Aplikasi dari metode ini sering digunakan dalam
teori medan kuantum. Persamaan schrödinger untuk osilator harmonic

(2.63)
Persamaan schrödinger didefinisikan dalam operator
Hamiltonian


Persamaan schrödinger bagian kiri (hamiltonian dari
osilator harmonik) dapat difaktorkan menjadi 2 faktor yang masing masing adalah
persamaan diferensial orde 1 yang terdapat pada persamaan (2.66)


Persamaan (2.67) sering dikenal sebagai hermitian
konjugate dari a. Hermitian Konjugate dalam bentuk matrix adalah kompleks
konjugate dari transpose matrix
A’ = A* (2.68)
A* adalah transpose
dari A

Matrix pada persamaan (2.69)
disebut Hermitian jika
A’ = A (2.70)
Operator pada persamaan (2.66) dapat dibalik sehingga
memberikan
Persamaan

Dan

Operator a dan a' tidak komutatif dengan
menggunakan [x, p] = I
, ini

membuktikan bahwa
[a, a’]= 1 (2.73)
Berdasarkan definisi operator pada persamaan (2.66)
maka dapat ditunjukkan hamiltonian dalam operator seperti pada persamaan (2.74)

Dengan menggunakan sifat sifat operator maka dapat
ditunjukkan fungsi gelombang terendah dan tereksitasi

Hamiltonian pada persamaan (2.74) dapat digunakan
untuk menentukan tingkat tingkat energi tereksitasi yang ditunjukkan oleh
persamaan (2.76)

Berdasarkan persamaan (2.76) dengan memasukkan nilai n
= 0 maka akan diperoleh hubungan

Dengan menggunakan subtitusi persamaan (2.74) ke dalam
persamaan (2.77) maka akan diperoleh

Berdasarkan persamaan (2.76) dengan subtitusi berbagai
nilai n maka akan diperoleh persamaan (2.79)

Persamaan (2.75) dapat digunakan untuk memperoleh ѱ0
dan ѱ1
begitu seterusnya sehingga
akan diperoleh nilai ѱ0
sampai ѱn
. Persamaan (2.66) dioperasikan pada fungsi gelombang bertingkat akan diperoleh
persamaan (2.80)

Dimana

Dengan menggunakan hubungan
aѱ0 =
0 maka


Ini adalah persamaan turunan
orde satu yang memiliki solusi

Dengan y =
x, sekarang dapat ditentukan nilai ѱn


Operator a' dapat
dituliskan dalam bentuk lebih sederhana dengan menggunakan y =
x sehingga
diperoleh persamaan (2.85)


Sehingga dengan menggunakan dua persamaan (2.85)
subtitusi ke (2.84)
maka dapat dibuktikan

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam
mekaninka kuantum, fungsi gelombang dari osilator harmonik diperoleh dengan
memecahkan persamaan schrodinger dengan potensial V(x) berbentuk:
V(x) = 

Oleh karena V(x) tidak
bergantung waktu, maka kita dapat menggunakan persamaan schrodinger tak
bergantung waktu bentuk satu dimensi yaitu :



3.2 Saran
Setelah membaca makalah
ini, pembaca diharapkan dapat mengetahui bagaimana penyelesaian osilatr
harmonik secara mekanika
kuantum, sekaligus menerapkannya dalam pelaksanaan kegiatan
pembelajaran. Diharapkan pula para pembaca
dapat memberi kritik dan saran agar kiranya makalah ini dapat dijadikan
sebagai bahan referensi yang relevan.
DAFTAR
PUSTAKA
Krane,Kenneth.1992.Fisika
Moder.Jakarta: Universitas Indonesia
Beiser, A.,
1992, Konsep Fisika Modern Edisi Keempat, Erlangga, Jakarta
Komentar
Posting Komentar